Inilah Motivasi Menjadi Calon Pengajar Praktik (CPP) Angkatan 9

guru penggerak

Hallo semuanya, saat ini sedang dibukanya rekrutmen Guru Penggerak yang tidak tahu akan sampai pada angkatan ke berapa. Saat ini juga saya mencoba untuk mengikuti seleksi Calon Pengajar Praktik, dan apa saja alasan saya untuk mengikuti program ini.

Di bawah ini adalah beberapa alasan yang menjadi dasar saya mengikuti program Calon Pengajar Praktik.

Motivasi Internal dan Eksternal

Saya sendiri merupakan alumni Guru Penggerak Angkatan 4 yang mengikuti Pendidikan selama 12 bulan yang semula direncanakan selama 9 bulan. Selama mengikuti program ini banyak pengalaman yang saya temui, khususnya ketika didampingi oleh PP saya. Nah, dari hal tersebut, saya terinspirasi oleh PP saya jika suatu saat nanti saya lulus dari PGP dan ada prekrutan menjadi CPP saya ingin mendaftar.

Mengapa? Karena sejatinya saya ingin mengabdi kepada dunia pendidikan, dengan cara memajukan pendidikan yang ada di Indonesia khsususnya dalam skala kecil memajukan pendidikan di daerah saya, yaitu Kabupaten Garut.

Selain itu, setelah mengikuti PGP, saya ingin berbagi ilmu yang sedikit ini kepada rekan-rekan guru lain yang sama antusiasnya mengikuti Program CGP sehingga bersama-sama bisa memajukan dunia pendidikan ini.

Terakhir, sebagai silaturahmi dengan rekan-rekan guru di luar sekolah saya seandainya nanti saya lolos menjadi Pengajar Praktik, seperti yang diketahui silaturahmi merupakan salah satu bentuk ibadah sesuai keyakinan agama saya.

Pengembangan Kompetensi Diri

Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa kompetensi saya harus terus diasah, dilatih, dan di kembangkan lebih baik lagi. Karena saya menyadari bahwa pengetahuan pada masa sekarang berkembang sangat cepat.

Adapaun yang saya lakukan untuk mengembangkan kompetensi diri saya, dengan melakukan beberapa hal. Pertama, saya senantiasa mempelajari dokumen-dokumen baru terkait dengan pendidikan dan pembelajaran, khsuusnya ketika sekarang sekolah saya menjadi SEKOLAH PENGGERAK.

Tentunya semua guru termasuk saya wajib mengetahui dan mempelajari berbagai dokumen yang berkaitan dengan kurikulum tersebut. Seperti, panduan penilaian, panduan projek P5, metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar, dll.

Yang kedua, saya saat ini mengikuti berbagai pengembangan diri, yaitu mengikuti pelatihan Sagusablog, dimana seorang guru mampu membuat blog untuk pembelajaran, kemudian, pelatihan TOT Sagusablog, pelatihan untuk menjadi pelatih bagi peserta yang mengikuti Pelatihan Sagusablog, kemudian pelatihan Sagusanov bidang Google Document, bagaimana pemanfaatan Google Docs dalam menunjang pekerjaan seorang guru, kemudian pelatihan Sagusanov Site, sama seperti Blogger, hanya menggunakan platform Google Drive.

Terakhir, pada Bulan November 2022 saya mengikuti pelatihan optimalisasi bahan ajar untuk mendukung Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan secara online selama 4 hari.

Dukungan dari Pimpinan

Pimpinan saya di sekolah saat ini sangat mendukung sekali terhadap program-program atau kegiatan yang dilakukan oleh para guru khsusunya saya sendiri. Baik dukungan moril, spirit, maupun materil yang didukung dari pendanaan sekolah. Apalagi jika program-program tersebut berkaitan dengan visi sekolah yaitu Terbentuknya Pelajar yang Berkarakter, Berinovasi, dan Berani Unggul (Berkibar).

Kegiatan Kreatif Terbaik sebagai Guru

Belum banyak kegiatan kreatif yang saya lakukan di sekolah saya saat ini, tetapi dapat saya sampaikan beberapa yang pernah saya lakukan, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan rekan-rekan yang lain, diantaranya:

  • Mengembangkan aplikasi SIKAP bersama rekan CGP, awalnya Google Spreadsheet kemudian aplikasi khusus.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang mengadaptasi dari Google Maps
  • Menggunakan alat evaluasi dengan Quizizz maupun Google Formulir
  • Melakukan diagnosis awal pembelajaran menggunakan aplikasi Padlet
  • Memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan aplikasi-aplikasi smartphone, seperti Geogebra, ChatGPT, atau Anthiago.com, untuk mengerjakan projek pembelajaran

Dampak dari Program

Bidang pembelajaran, saya melakukan pembelajaran tidak berdasarkan keinginan saya sendiri saja, tetapi para siswa dilibatkan ketika mereka akan belajar. Dari segi metode belajarnya, dari media yang akan digunakan, dari penilaian yang akan dilaksanakan, sehingga timbul kesepakatan-kesepakatan belajar yang melibatkan guru dan peserta didik.

Efek dari hal tersebut, anak-anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika, mereka tidak terbebani dengan penugasan-penugasan yang awalnya akan banyak, numpuk bahkan dikerjakan pun tidak karena mereka tidak paham dalam mengerjakannya.

Tetapi karena ada kesepakatan-kesepakatan tersebut, saya melihat dan merasakan langsung bagaimana para siswa menikmati setiap pertemuan. Ini terlihat dari indikator ketika ada tugas, 80% mereka mengumpulkan tepat waktu meskipun pekerjaannya belum tentu benar.

Dari penggunaan aplikasi dalam pembelajaran, tentunya saya lakukan agar mereka tidak selalu menggunakan HP mereka dengan game-game atau hanya sekedar scrolling Tiktok maupun IG, tetapi dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran.

Seperti, ketika murid tidak bisa menghitung faktorisasi persamaan kuadrat, maka dengan bantuan apliaksi, murid dapat menghitung persamaan tersebut tanpa harus mandeg di tengah-tengah. Atau ketika peserta didik tidak punya calculator scientific maka mereka dapat menginstallnya di Google Plasystore.

Faktor Penghambat

Ketika pertama kali menerapkan aplikasi SIKAP, hasil kolaborasi kami CGP dengan tim IT sekolah, nyatanya dalam pelaksanaannya, masih banyak para guru yang tidak terlalu memanfaatkan aplikasi tersebut untuk mencatat pelanggaran-pelanggaran tata tertib siswa yang terjadi. Sehingga laporan yang masuk ke kesiswaan sangat sedikit jumlahnya padahal setiap kali sekolah mengadakan refleksi akhir bulan nyatanya banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib.

Pernah ada yang mengemukakan bahwa guru-guru sudah banyak direpotkan dengan isian-isian yang harus dikerjakan, tidak friendlynya aplikasi, serta bagi guru-guru senior lebih mudah dicatat di buku agenda masing-masing.

Jalan keluarnya adalah membuat dengan lebih sederhana, menggunakan Google Spreadsheet serta hanya diisi oleh tim satgas penegakkan disiplin siswa.

Untuk aplikasi dalam pembelajaran, faktornya adalah pasti dalam masalah kuota yang dimiliki oleh para siswa, jalan keluarnya dengan theatring kepada guru, guru menyediakan wifi gratis dari HP masing-masing. Selain itu, HP mereka yang agak jadul juga terkadang menghambat, solusinya mengunakan secara bersamaan dengan teman sebangkunya atau menggunakan media biasa.

Memotivasi Rekan Guru Lain agar Maju

Sebetulnya saya memiliki kelemahan diri dalam memotivasi atau mengajak orang lain, karena selalu ada perasaan yang terlalu over thinking. Namun, ketika saya pindah bertugas di sini, saya melihat banyak sekali rekan-rekan saya yang ternyata bisa mengajak orang lain dan orang tersebut sangat antusias atau senang ketika diajak.

Memang ada satu dua orang yang kurang antusias, tetapi itu mungkin dinamikanya. Maka saya pun mulai memberanikan diri untuk memotivasi rekan saya yang lain. Seperti, ketika ada pelatihan, saya share informasi tersebut disertai dengan caption ajakan yang positif, atau ketika saya mendapatkan pengetahuan baru saya berani untuk berbagi ketika ada kumpulan obrolan ringan.

Bahkan beberapa kali saya pernah diberi kesempatan untuk berbicara di depan forum, baik ketika ada IHT, evaluasi projek P5, dan sekarang ketika pembentukan komunitas praktisi di sekolah.

Jadi, kesimpulannya, saya memotivasi rekan lain, dan saya sendiri juga melakukan apa yang pernah saya share kepada rekan lain, tidak sekedar memberikan solusi tetapi harus mampu menjadi contoh bagi rekan guru lain.

Strategi yang Dilakukan untuk Menyelesaikan Program

Menyelesaikan suatu program pelatihan guru bisa menjadi tantangan yang besar, terutama jika program tersebut melibatkan banyak tugas dan tanggung jawab. Berikut adalah beberapa tips dan strategi yang saya lakukan agar dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses.

Buat jadwal yang teratur: Saya menentukan jadwal yang realistis untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya. Saya memilih waktu yang tepat untuk mengerjakan tugas, sehingga saya bisa fokus dan bekerja lebih efektif.

Prioritaskan tugas: Tentukan tugas mana yang paling penting dan mendesak, lalu kerjakan terlebih dahulu. Atur waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Gunakan teknologi: Saya menggunakan teknologi untuk membantu menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan efisien. Misalnya, menggunakan aplikasi atau software yang sesuai untuk membuat presentasi atau mengatur data.

Manfaatkan sumber daya: Tidak ragu untuk meminta bantuan dari rekan kerja atau pengajar yang berpengalaman. Saya memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk membantu menyelesaikan program pelatihan.

Jaga keseimbangan: Saya memastikan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Istirahat yang cukup dan mengatur waktu dengan baik tentunya membantu saya menyelesaikan program pelatihan dengan lebih efektif.

Berkomunikasi dengan baik: Tidak ragu untuk berkomunikasi dengan rekan kerja jika saya mengalami kesulitan atau perlu bantuan. Komunikasi yang baik dapat membantu saya menyelesaikan tugas dengan lebih mudah dan cepat.

Tetap fokus pada tujuan: Saya senantiasa mengingat tujuan dalam mengikuti program pendidikan ini dan tetap fokus pada tujuan tersebut. Hal ini dapat membantu saya tetap termotivasi dan menyelesaikan program dengan sukses.

Dengan menerapkan tips dan strategi di atas, saya berharap dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses dan lulus CPP serta menjadi pengajar praktik yang lebih baik.

Penting, Pembelajaran Harus Sesuai Tahap Capaian Belajar Peserta Didik


Hallo semuanya, pada tulisan kali ini, saya ingin membahas sedikit terkait pembelajaran pada kurikulum merdeka. Pembelajaran yang sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) merupakan pendekatan dimana kesiapan belajar murid adalah pusat belajarnya, bukan pada tingkatan kelas murid tersebut. 

Tujuan pembelajaran ini apa ya?

Berikut dijabarkan, apa yang menjadi tujuan pendekatan belajar ini, yaitu:

  • Mengimplementasikan filosofi belajar yang dikemukan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa belajar itu harus berpusat pada murid
  • Semakin kuatnya kompetensi yang dimiliki oleh murid pada bidang numerasi dan literasi
  • Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari murid dapat tercapai dengan optimal.

Bagaimana melakukan pembelajarannya?

Harus kita ketahui bahwa dalam fase perkembangan yang sama seorang murid yang sedang beajar materi tertentu dapat berbeda-beda tingkat pemahaman dan kesiapannya. Sehingga dibutuhkan cara dan materi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid tersebut.

Fase perkembangan itu apa sih?

Seorang murid dalam fase atau tingkatan perkembangannya harus memperoleh capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.

Jenjang SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)

  • Fase A meliputi SD/MI kelas 1–2
  • Fase B meliputi SD/MI kelas 3–4
  • Fase C meliputi SD/MI kelas 5–6
  • Fase D meliputi SMP/MTs kelas 7–9
  • Fase E meliputi SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
  • Fase F meliputi SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12

Jenjang Sekolah Luar Biasa

  • Fase A meliputi usia mental kurang dari sama dengan 7 tahun
  • Fase B meliputi usia mental kurang lebih 8 tahun
  • Fase C meliputi usia mental kurang lebih 8 tahun
  • Fase D meliputi usia mental kurang lebih 9 tahun
  • Fase E meliputi usia mental meliputi 10 tahun
  • Fase F meliputi usia mental kurang lebih 10 tahun

Bagaimana Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, serta Usia Kronologis?

Untuk Fase A

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 1 sampai kelas 2
  • Usia kronologisnya kurang dari sama dengan 6 sampai 8 tahun
  • Usia mentalnya kurang dari atau sama dengan 7 tahun

Untuk Fase B

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 3 sampai kelas 4
  • Usia kronologisnya diantara 9 sampai dengan 10 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 8 tahun

Untuk Fase C

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 5 sampai kelas 6
  • Usia kronologisnya diantara 11 sampai dengan 12 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 8 tahun

Untuk Fase D

  • Jenjang/kelas meliputi SMP/MTs kelas 7 sampai kelas 9
  • Usia kronologisnya diantara 3 sampai dengan 15 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 9 tahun

Untuk Fase E

  • Jenjang/kelas meliputi SMA/MA dan SMK/MAK kelas 10
  • Usia kronologisnya diantara 16 sampai dengan 17 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 10 tahun

Untuk Fase F

  • Jenjang/kelas meliputi SMA/MA dan SMK/MAK kelas 11 sampai dengan kelas 12
  • Usia kronologisnya diantara 17 sampai dengan 23 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 10 tahun

Kemajuan hasil belajar murid, ditentukan dengan cara bagaimana?

Evaluasi pembelajaran atau asesmen merupakan cara menentukan kemajuan hasil belajar murid. Konsekuensinya, jika ada murid yang belum mencapai capaian pembelajaran maka murid tersebut akan mendapatkan pendampingan, sehingga diharapkan murid dapat mencapai capaian pembelajarannya.

Tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmennya bagaimana?

Berikut disajikan 3 (tiga) tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang harus dilakukan oleh Bapak/Ibu Guru.

Perencanaan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan pembelajaran dan asesmen. Pada tahap ini, guru merencanakan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode pembelajaran, serta cara menilai hasil belajar murid. Cara menilai murid ini, mencakup rencana asesmen formatif dan asesmen sumatif yang akan dilakukan.

Asesmen Awal Pembelajaran

Kesiapan masing-masing murid untuk mempelajari suatu materi yang telah dirancang oleh guru harus dinilai. Harapannya, setelah diketahui hasil profil awal murid, guru dapat mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kesiapan yang sama. Murid-murid dalam satu kelas tidak disamaratakan kondisi kesiapannya.

Pembelajaran

Tahapan ini adalah tahapan dimana guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Guru menggunakan metode pembelajaran yang telah ditentukan, mengajar materi yang telah disusun, serta memberikan tugas atau latihan untuk memastikan siswa memahami materi.

Guru mengadakan asesmen formatif secara berkala ketika berlangsung proses pembelajaran. Kemudian di akhir proses pembelajaran, guru mengadakan kembali asesmen yang dikenal dengan asesmen sumatif. Asesmen ini sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

Selain itu, fungsi lain dari asesmen sumatif ini, dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Kesimpulannya, pembelajaran sekarang ini harus menempatkan murid sebagai subjek pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan tahapan perencanaan, asesmen awal dan proses pembelajaran yang dievaluasi melalui asesmen formatif. Di akhir pembelajaran, guru melaksanakan asesen sumatif.

Demikian postingan saya mengenai pembelajaran yang sesuai tahap capaian belajar murid semoga bermanfaat.

Soal dan Pembahasan Matriks, Determinan Matriks dan Invers Matriks



Selama  sore para pengunjung Blog Pak Ipung, pada postingan kali ini saya akan memberikan beberapa Contoh Soal dan Pembahasan Matriks, Determinan Matriks, dan Invers Matriks. Soal yang diberikan merupakan bahan untuk menghadapai penilaian harian mapel Matematika.

Soal yang saya posting di sini, dapat menjadi alternatif yang digunakan karena saya sudah memilih dari berbagai referensi terkait soal-soal tersebut. 

Soal yang disajikan dimulai dari level rendah sampai yang tertinggi. Semoga dapat menjadi referensi latihan dalam mengerjakan soal penilaian harian. Apabila ada kesempatan, saya akan membuatnya dalam format pdf atau word agar dapat dipelajari secara offline melalui HP/tabletnya masing-masing.

Bagian Pilihan Ganda
A. Pilihlah jawaban yang paling benar!

Nomor 1
Diketahui matriks $A=\begin{bmatrix} -5 & x-3 \\ 2x-7 & 8 \\ \end{bmatrix}.$ Jika $A=A^{T},$ maka nilai x adalah ... 
A. -4        C. 1        E. 4
B. -3        D. 3

Nomor 2
Jika $A=\begin{bmatrix} 5 & 3 \\ -6 & 14 \\ \end{bmatrix}$ dan $B=\begin{bmatrix} -2 & 1 \\ 9 & 12 \\ \end{bmatrix},$ maka matriks $A + B$ adalah ....
A. $\begin{bmatrix} 7 & 4 \\ 3 & 26 \\ \end{bmatrix}$
B. $\begin{bmatrix} 7 & 4 \\ -3 & 28 \\ \end{bmatrix}$ 
C. $\begin{bmatrix} 3 & 4 \\ 3 & 26 \\ \end{bmatrix}$ 
D. $\begin{bmatrix} 3 & 4 \\ -3 & 26 \\ \end{bmatrix}$ 
E. $\begin{bmatrix} 3 & 2 \\ -15 & 2 \\ \end{bmatrix}$ 

Nomor 3
Matriks $P$ memenuhi hubungan $P=Q-R$. Jika matriks $Q=\begin{bmatrix} -25 & 0 \\ 23 & 16 \\ \end{bmatrix}$ dan matriks $R=\begin{bmatrix} 32 & -22 \\ 15 & -8 \\ \end{bmatrix},$ matriks $P$ adalah ....
A. $\begin{bmatrix} -57 & -22 \\ 8 & 24 \\ \end{bmatrix}$
B. $\begin{bmatrix} -57 & 22 \\ 8 & 8 \\ \end{bmatrix}$
C. $\begin{bmatrix} -57 & 22 \\ 8 & 24 \\ \end{bmatrix}$
D. $\begin{bmatrix} 7 & 22 \\ 8 & 8 \\ \end{bmatrix}$
E. $\begin{bmatrix} 7 & 22 \\ 8 & 24 \\ \end{bmatrix}$

Nomor 4


Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPS



Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPS

Deskripsi

Buku ini membahas tentang Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPS. Saya sebagai guru sangat memahami bagaimana beban kerja peserta didik saat ini semakin berat. Karena nyatanya masing-masing guru menuntut berbagai tagihan kompetensi yang harus dikerjakan secara mandiri oleh peserta didik.

Pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi dapat menjadi solusi agar peserta didik berkurang beban kerjanya serta tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

Tentunya, pada pelaksanaannya perlu terjalin komunikasi antar guru mata pelajaran, peserta didik dan juga kebijakan dari pihak sekolah untuk mendukung terlaksananya pemeblajaran kolaborasi.

Penyusunan buku ini mengikuti struktur sebagai berikut. Pada bab pertama, terdapat pendahukluan yang berisi latar belakang, tujuan dan ruang lingkup penulisan buku. Pada bab kedua berisi konsep pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi rumpun IPS. Disini, dijabarkan tentang konsep pembelajaran, onsep penilaian, pemeblajaran serta penilaian proyek kolaborasi antarmata pelajaran pada rumpun IPS.

Selanjutnya pada bab ketiga, diuraikan perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi proyek kolaborasi. Pada akhir buku dilampirkan contoh-contoh proyek kolaborasi mata pelajaran pada rumpun IPS.

Naskah Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPS

Para pengunjung Blog Pak Ipung dapat mengunduh dokumen ini secara mudah melalui tautan berikut

======================
Download
======================

Pengarah
Suhartono Arham

Penanggungjawab
Hastuti Mustikaningsih

Penulis
Apon Purnamasari
Santy Kurnia Dewi
Ni Gusti Putu Ayu Sakinah

Editor
Hestiana Dewi

Kontributor
Sri Nur Mulyati
Fitri Sekar Lestari
Tuni Rahayu

Desain
Arso Agung Dewantoro

Penerbit
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan
sma.kemdikbud.go.id

Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPA

pan pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi antarmata pelajaran rumpun ipa

Panduan Pembelajaran dan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPA

Deskripsi

Buku panduan ini membahas tentang pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi antarmata pelajaran pada rumpun IPA jenjang SMA. Pada praktiknya, untuk mendukung keterlaksanaan pembelajaran kolaborasi, maka diperlukan komunikasi antar guru mata pelajaran, peserta didik, dan kebijakan sekolah  Hal ini dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sekali bagi peserta didik baik. Tentunya, keuntungan dari segi waktu, pemahaman konsep, maupun menghubungkan materi antarmata pelajaran.

Pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi merupakan solusi terhadap beban peserta didik yang semakin berat dan melelahkan karena tagihan kompetensi yang harus dikerjakan secara mandiri dari masing-masing guru mata pelajaran.

Adapun bagi guru, akan bertambahnya wawasan untuk saling mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain yang tidak diampunya. Sehingga akan mewujudkan keuntungan model pembelajaran kolaborasi, yaitu diantaranya akan menumbuhkan kreativitas dan inovasi baik bagi guru mata pelajaran maupun siswa itu sendiri.

Pada panduan ini terlebih dahulu dijabarkan konsep pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi rumpun IPA, kelebihan dan kelemahan pembelajaran proyek kolaborasi serta implementasi pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi rumpun IPA.

Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian serta monitoring dan evaluasi proyek kolaborasi.

Naskah Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antar Mapel di SMA

Anda dapat mendownload secara mudah dokumen Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antar Mapel di SMA ini melalui tautan berikut.

Download

Pengarah
Suhartono Arham

Penanggungjawab
Hastuti Mustikaningsih

Penulis
I Putu Sudibawa
H. Satiri
Muhammad Noor Ginanjar Jaelani

Editor
Linda Lusiana Cahya Wibawa

Kontributor
Muhammad Firdaus
Cece Sutia

Desain
Arso Agung Dewantoro

Penerbit
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan
sma.kemdikbud.go.id

Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antar Mapel di SMA

 

Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antarmata Pelajaran di SMA

Deskripsi

Pembelajaran dan penilaian proyek kolaborasi antarmata pelajaran di SMA dibahas dalam buku panduan ini. Pada praktiknya, untuk mendukung keterlaksanaan pembelajaran kolaborasi, maka diperlukan komunikasi antar guru mata pelajaran, peserta didik, dan kebijakan sekolah  Hal ini dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sekali bagi peserta didik baik. Tentunya, keuntungan dari segi waktu, pemahaman konsep, maupun menghubungkan materi antarmata pelajaran.

Adapun bagi guru, akan bertambahnya wawasan untuk saling mengaitkan materi dengan mata pelajaran yang lain yang tidak diampunya. Sehingga akan mewujudkan keuntungan model pembelajaran kolaborasi, yaitu diantaranya akan menumbuhkan kreativitas dan inovasi baik bagi guru mata pelajaran maupun siswa itu sendiri.

Naskah Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antar Mapel di SMA


Anda dapat mendownload secara mudah dokumen Panduan Pembelajaran dan Penilaian Projek Kolaborasi antar Mapel di SMA ini melalui tautan berikut.


Pengarah
Suhartono Arham

Penanggungjawab
Hastuti Mustikaningsih

Penulis
I Putu Sudibawa
H. Satiri
Muhammad Noor Ginanjar Jaelani

Editor
Linda Lusiana Cahya Wibawa

Kontributor
Muhammad Firdaus
Cece Sutia

Desain
Arso Agung Dewantoro

Penerbit
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan

Ukuran Sudut (Derajat dan Radian)

Ukuran sudut derajat dan radian

Ukuran Sudut (Derajat dan Radian) -  Untuk menentukan besar suatu sudut, ada dua ukuran yang dapat digunakan dan ini berlaku pada umumnya, yaitu yang pertama satuan derajat dan yang kedua satuan radian. Untuk menyatakan simbol derajat kita dapat menggunakan tanda “o” dan “rad” untuk symbol radian.

Pengertian Sudut

Kita dapat dengan mudah memahami konsep sudut dengan cara mengamati ujung sebuah meja, pojok sebuah pintu, atau jendela yang ada di sekitar kita. Mengapa? Karena bentuk-bentuk yang disebutkan tersebut adalah salah satu contoh gambaran tentang konsep sudut.

Suatu sinar dapat membentuk suatu sudut yang diputar pada pangkal sinar. Misalkan terdapat sudut ABC, sudut ABC terbentuk dari BC yang diputar dengan pusat B sehingga BC berputar sampai BA.

Kaki sudut dibentuk oleh ruas garis BA dan BC, sedangkan titik sudut merupakan pertemuan kaki-kaki sudut itu. Daerah ABC dapat kita sebut sebagai daerah sudut, yaitu daerah yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut dan ke depannya daerah sudut ABC dapat kita sebut sebagai besar sudut ABC.

Pada akhirnya, dapat diambil kesimpulan bahwa sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari pertemuan dua buah sinar atau dua buah garis lurus.

Ukuran Sudut

Secara singkat, satu putaran penuh itu apabila diubah ke dalam satuan derajat nilainya sama dengan 360o, atau 1o didefinisikan sebagai besarnya sudut yang dibentuk oleh 1/360 kali putaran.

Satu radian itu memiliki pengertian sebagai besar ukuran sudut pusat α yang panjang busurnya sama dengan jari-jari. Bagaimana panjang bususr tidak sama dengan jari-jari, maka cara menentukan besar sudut dalam satuan radian dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan:

Terdapat hubungan antara satuan derajat dengan satuan radian, yaitu dikatakan 1 putaran sama dengan 2π rad. Oleh sebab itu, berlaku :

Berdasarkan persamaan yang telah ditulis, kita dapat mengatakan bahwasanya konversi a derajat ke radian derajat adalah dengan cara mengalikan a x π/180 sedangkan mengalikan a x 180/π merupakan konversi dari radian ke satuan derajat.

Di dalam materi trigonometri, terdapat beberapa sudut (sudut istimewa) yang sering digunakan dan sangat beranfaat untuk mempelajari topik trigonometri. Berapa saja ukuran sudut-sudut istimewa tersebut? Bagaimana bentuk konversi terhadap radian? Berikut saya tuliskan di bawah ini.

0 dikonversikan ke radian menjadi 0 rad

30 dikonversikan ke radian menjadi π/6 rad

45 dikonversikan ke radian menjadi π/4 rad

60 dikonversikan ke radian menjadi π/3 rad

90 dikonversikan ke radian menjadi π/2 rad

120 dikonversikan ke radian menjadi 2π/3 rad

135 dikonversikan ke radian menjadi 3π/4 rad

150 dikonversikan ke radian menjadi 5π/6 rad

180 dikonversikan ke radian menjadi π rad

210 dikonversikan ke radian menjadi 7π/6 rad

225 dikonversikan ke radian menjadi 5π/4 rad

240 dikonversikan ke radian menjadi 4π/3 rad

270 dikonversikan ke radian menjadi 3π/2 rad

300 dikonversikan ke radian menjadi 5π/3 rad

315 dikonversikan ke radian menjadi 7π/4 rad

330 dikonversikan ke radian menjadi 11π/6 rad

360 dikonversikan ke radian menjadi 2π rad

Di dalam Buku Siswa, dituliskan bahwa sudut merupakan hasil rotasi dari sisi awal (initial side) ke sisi akhir (terminal side) dan definisi ini ditinjau dari kajian geometris. Apabila arah perputarannya berlawanan dengan arah putaran jarum jam maka tanda dari sudut tersebut adalah positif.

Apabila arah perputarannya searah dengan arah perputaran jarum jam maka tanda dari sudut tersebut adalah negatif. Selain itu, arah perputaran sudut dapat kita cek pada posisi sisi akhir terhadap sisi awal.

Sudut standar (baku) adalah jika sisi awal berimpit dengan sumbu x dan sisi terminal terletak pada salah satu kuadran pada koordinat kartesius. Disebut dengan pembatas kuadran apabila sisi akhir suatu sudut berada pada salah satu sumbu pada koordinat seperti sudut 0, 90, 180, 270, dan 360.

Untuk menyatakan suatu sudut, biasanya kita akan menggunakan huruf-huruf Yunani, seperti : alpha, betha, atau gamma. Atau kita juga bisa menggunakan huruf-huruf capital seperti A, b, C, atau D. Terdapat istilah lain di dalam materi sudut, yaitu ada yang disebut dengan sudut koterminal, misalnya suatu sudut dihasilkan sebesar A maka sisanya yaitu sudut B disebut sudut koterminal.

Demikian postingan terkait Ukuran Sudut (Derajat dan Radian). Jika materi di atas kurang dipahami karena berbagai faktor saya anjurkan untuk melihat langsung Buku Guru maupun Buku Siswa Matematika Kelas 10. Terima kasih telah membaca sampai tuntas.

PERJALANAN SELAMA MENEMPUH CALON GURU PENGGERAK

guru penggerak blog pak ipung

Perjalanan Selama Menempuh Calon Guru Penggerak - Assalamu'alaikum, selamat pagi para pengunjung Blog Pak Ipung di mana saja berada. Apa kabarnya hari ini? Saya do'akan semoga sehat selalu, tambah rejekinya dan barokah. Pada kesempatan kali ini, setelah beberapa waktu tidak memposting di blog ini, saya akan menuliskan berbagai cerita terkait perjalanan saya dalam mengikuti Calon Guru Penggerak.

Perjalanan tersebut dimulai dari tahapan seleksi yang menurut saya dilaksanakan secara ketat, sulit dan intensif dalam 2 tahap yaitu seleksi I (pembuatan CV, essay dan Tes Bakat Skolastik) dan seleksi II (simulasi mengajar dan wawancara) sampai akhirnya pada pengumuman akhir. Beberapa postingan mungkin nantinya banyak pengeditan setelah proses posting, sebab saya ingin menyajikan postingan yang utuh sebagai bentuk rasa syukur saya berhasil lolos menjadi calon guru penggerak.

Ya, saat ini saya masih CGP, sebab perjalanan sesungguhnya baru saja saya mulai untuk sembilan bulan ke depan. Pelatihan yang gak main-main. Biasanya saya mengikuti pelatihan paling lama seminggu. Ini tidak tanggung-tanggung, 9 bulan. Dan setelah lokakarya perdana, saya baru mengetahui, ada alasan tertentu mengapa pelatihan ini dilaksanakan selama 9 bulan.

Seleksi guru penggerak yang saya jalani diadakan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pendaftaran dan registrasi peserta yang dilaksanakan pada 22 Maret - 24 April 2021. Kebetulan pada waktu itu, saya mendaftar pada tanggal 19 April 2021. Pada tahap ini, saya sebagai calon peserta melakukan pengisian biodata, mengisi surat rekomendasi dari kepala sekolah, dan surat izin dari kepala sekolah. Selain itu, saya juga mengisi essai, mengunggah dokumen, dan mengikuti Tes Bakat Skolastik (TBS).

Salam Bahagia, Guru Penggerak, Merdeka Belajar !!!

Bersambung ...