Pendidikan yang Memerdekakan dan Kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila


Pendidikan yang Memerdekakan merujuk pada sebuah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam berpikir, merumuskan gagasan, dan mengambil tindakan yang memajukan kepentingan mereka dan masyarakat secara umum.

Konsep ini berasal dari pandangan bahwa pendidikan bukan hanya tentang menanamkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, tetapi juga memberikan mereka kebebasan untuk berpikir secara kritis dan mandiri.

Dalam pendidikan yang memerdekakan, siswa dianggap sebagai agen perubahan yang mampu mengambil peran aktif dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Pendidik harus membantu siswa untuk memahami dunia di sekitar mereka dan menemukan cara untuk memberikan kontribusi positif dalam menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat.

Pendidikan yang memerdekakan juga menekankan pada nilai-nilai demokrasi, kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan. Hal ini dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran yang terbuka, inklusif, dan kritis.

Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, mengambil inisiatif, berkolaborasi, dan memecahkan masalah.

Dalam pendidikan yang memerdekakan, pendidik juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara pemberian kebebasan kepada siswa dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pendidik harus mampu membantu siswa untuk menemukan tujuan hidup mereka sendiri dan memberikan panduan untuk mencapainya, tanpa mengabaikan kebebasan siswa untuk menentukan pilihan mereka sendiri.

Prinsip Dasar Praktik Pendidikan yang Memerdekakan

Ada beberapa prinsip mendasar yang perlu dipahami dalam menjalankan praktik Pendidikan yang Memerdekakan, antara lain:

Keterlibatan siswa

Siswa harus menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran. Pendidik harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan ruang untuk siswa untuk mengeksplorasi gagasan mereka sendiri.

Peningkatan Kemandirian Siswa

Pendidikan yang memerdekakan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian siswa. Pendidik harus memberikan siswa kesempatan untuk memimpin pembelajaran mereka sendiri dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk memecahkan masalah.

Mendorong Pemikiran Kritis

Pendidikan yang memerdekakan menekankan pada pemikiran kritis dan analitis. Pendidik harus memberikan siswa kesempatan untuk mengevaluasi informasi dan gagasan, serta mempertanyakan pandangan yang ada.

Kesetaraan dan inklusi

Pendidikan yang memerdekakan harus memperhatikan kesetaraan dan inklusi. Pendidik harus memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan dihargai di dalam kelas.

Peningkatan keterampilan sosial

Pendidikan yang memerdekakan juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi, dan bekerja dalam tim.

Pembelajaran yang relevan dan terhubung dengan dunia nyata

Pendidikan yang memerdekakan harus menekankan pada pembelajaran yang relevan dan terhubung dengan dunia nyata. Pendidik harus memberikan siswa kesempatan untuk menghubungkan pembelajaran mereka dengan situasi dan konteks nyata di luar kelas.

Penghargaan terhadap perbedaan

Pendidikan yang memerdekakan juga harus menghargai perbedaan dan keragaman. Pendidik harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghargai perbedaan budaya, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda.

Menerapkan pemahaman tentang Pendidikan yang Memerdekakan kepada Guru

Meningkatkan kesadaran tentang Pendidikan yang Memerdekakan: Calon guru penggerak perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep Pendidikan yang Memerdekakan dan manfaatnya bagi siswa.

Dalam program pelatihan mereka, penting untuk memasukkan materi yang mengajarkan tentang konsep dan prinsip-prinsip Pendidikan yang Memerdekakan.

Memberikan contoh dan pengalaman langsung: Calon guru penggerak perlu mengalami sendiri bagaimana Pendidikan yang Memerdekakan dapat diimplementasikan dalam kelas.

Mereka dapat diberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran yang memerdekakan, seperti melakukan diskusi, melakukan proyek kolaboratif, dan menggunakan teknologi pendidikan.

Mengembangkan keterampilan sebagai fasilitator pembelajaran: Calon guru penggerak perlu mengembangkan keterampilan sebagai fasilitator pembelajaran yang mampu memfasilitasi proses pembelajaran yang memerdekakan.

Mereka harus dilatih untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran dan mendorong pemikiran kritis serta kemandirian siswa.

Mengintegrasikan Pendidikan yang Memerdekakan ke dalam kurikulum: Kurikulum yang memerdekakan memainkan peran penting dalam mendorong pembelajaran yang memerdekakan.

Calon guru penggerak perlu belajar bagaimana mengintegrasikan konsep Pendidikan yang Memerdekakan ke dalam kurikulum mereka sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang relevan, terhubung dengan dunia nyata, dan berorientasi pada keterampilan.

Mendorong refleksi dan peningkatan: Calon guru penggerak perlu selalu merenungkan praktik mereka dan mencari cara untuk meningkatkan keterampilan mereka sebagai pendidik yang memerdekakan.

Mereka dapat memperoleh umpan balik dari mentor dan rekan mereka, serta melibatkan siswa dalam proses evaluasi dan peningkatan kinerja.

Dalam mempersiapkan calon guru penggerak, penting untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Pendidikan yang Memerdekakan dan cara menerapkannya dalam praktik belajar mengajar.

Hal ini akan membantu para guru penggerak untuk menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan pengalaman pembelajaran yang berarti dan memerdekakan bagi siswa mereka.

Kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila

Filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan memiliki kaitan erat dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila. Pendidikan yang memerdekakan menempatkan manusia sebagai subjek utama, bukan sebagai objek yang dipaksa untuk menerima informasi tanpa kritis.

Dalam pendidikan ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami materi dengan cara yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.

Sementara itu, tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila adalah untuk menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran sebagai warga negara yang baik dan berkarakter Pancasila.

Profil ini mencakup keterampilan dan pengetahuan akademik, keterampilan sosial, moral dan etika, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Dalam pendidikan yang memerdekakan, siswa diajarkan untuk menjadi subjek yang aktif dalam proses belajar, yang dapat mengembangkan keterampilan sosial dan moral mereka.

Pendidikan ini juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan juga menekankan pada pengembangan potensi siswa, sehingga mereka dapat mencapai prestasi akademik yang baik dan dapat berkontribusi secara positif pada masyarakat.

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila yang memiliki keterampilan dan pengetahuan akademik yang baik, serta mampu memberikan kontribusi pada masyarakat.

Dengan demikian, pendidikan yang memerdekakan dan tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila memiliki kaitan erat dalam upaya menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran sebagai warga negara yang baik dan berkarakter Pancasila.

Pendidikan yang memerdekakan dapat menjadi sarana untuk mencapai tujuan ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang secara holistik dan menjadi subjek yang aktif dalam proses belajar.

Cegah Kecurangan dalam Google Form Ketika Mengerjakan Kuis


Dalam era digital ini, Google Form telah menjadi salah satu alat yang populer untuk mengadakan kuis, survei, atau pemeriksaan dalam berbagai konteks.

Namun, sebagai penyelenggara, kita perlu memastikan bahwa hasil yang kita dapatkan adalah akurat dan tidak terpengaruh oleh kecurangan.

Dalam blog ini, kami akan menjelaskan beberapa langkah penting untuk mencegah kecurangan dalam pengerjaan kuis menggunakan Google Form.

Batasi Akses

Langkah pertama dalam mencegah kecurangan adalah membatasi akses ke formulir kuis. Pastikan hanya peserta yang seharusnya memiliki akses ke link formulir tersebut.

Anda dapat membatasi akses dengan mengirimkan tautan formulir hanya kepada peserta yang diundang atau menggunakan fitur password untuk membatasi penggunaan formulir.

Validasi Identitas

Untuk memastikan bahwa setiap peserta adalah orang yang sebenarnya dan tidak ada yang menggantikan orang lain dalam menjawab kuis, Anda dapat menggunakan fitur validasi identitas yang disediakan oleh Google Form.

Anda dapat meminta peserta untuk memasukkan nama, alamat surel, atau nomor identifikasi unik lainnya yang memastikan keaslian dan keunikan peserta.

Waktu Terbatas

Memberikan batasan waktu dalam pengerjaan kuis dapat membantu mencegah peserta mencari jawaban di luar sumber daya yang diperbolehkan.

Dalam Google Form, Anda dapat menggunakan fitur "Batas Waktu" untuk menentukan periode waktu tertentu di mana kuis dapat diakses. Setelah waktu habis, formulir akan otomatis ditutup dan tidak lagi dapat diisi.

Mengacak Pertanyaan dan Pilihan Jawaban

Mengacak pertanyaan dan pilihan jawaban adalah langkah yang baik untuk mencegah peserta saling membantu dengan memberikan jawaban.

Dalam Google Form, Anda dapat menggunakan add-on atau ekstensi yang tersedia untuk mengacak urutan pertanyaan dan pilihan jawaban setiap kali formulir diakses.

Memonitor Aktivitas

Selama proses pengerjaan kuis, memonitor aktivitas peserta dapat membantu mendeteksi potensi kecurangan.

Google Form menyediakan fitur pelacakan yang memungkinkan Anda melihat waktu pengisian, jumlah revisi, dan alat lainnya untuk memeriksa keabsahan jawaban.

Pertanyaan Acak dan Varian

Selain mengacak urutan pertanyaan, Anda juga dapat menggunakan variasi pertanyaan atau variasi jawaban untuk mencegah peserta saling mengirimkan jawaban.

Dengan mengubah pertanyaan dengan variasi kecil atau menggunakan pertanyaan acak dari bank soal, Anda dapat meningkatkan keamanan kuis.

Ujian Secara Terbatas

Jika Anda ingin mengadakan kuis dalam format ujian yang lebih terstruktur, Anda dapat menggunakan fitur Google Form yang disebut "Kuis." Fitur ini memungkinkan Anda untuk memberikan skor otomatis dan memberikan umpan balik langsung kepada peserta.

Selain itu, Anda juga dapat mengatur waktu pengerjaan yang lebih ketat dan membatasi akses setelah kuis selesai.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat mencegah kecurangan dalam pengerjaan kuis menggunakan Google Form.

Memastikan akses terbatas, validasi identitas, batasan waktu, pengacakan pertanyaan, memonitor aktivitas, variasi pertanyaan, dan menggunakan fitur kuis dapat membantu menjaga integritas dan akurasi hasil kuis.

Dengan demikian, Anda dapat memperoleh informasi yang andal dan berguna dari kuis yang Anda adakan.

Ketahui Manfaat Prasyarat Materi Matematika


Blog Pak Ipung - Matematika, sebagai salah satu mata pelajaran yang sering dianggap menantang bagi banyak siswa, membutuhkan pemahaman yang kuat dalam materi prasyarat sebelum mempelajari konsep yang lebih kompleks. Materi prasyarat dalam matematika adalah dasar atau fondasi yang perlu dikuasai sebelum memahami konsep-konsep yang lebih lanjut.

Dalam tulisan blog ini, kita akan menjelajahi pentingnya materi prasyarat bagi siswa dalam mata pelajaran matematika, serta manfaat yang dapat diperoleh dari pemahaman yang baik terhadap materi prasyarat tersebut.

Materi prasyarat dalam matematika meliputi konsep-konsep dasar yang menjadi dasar bagi pemahaman konsep-konsep yang lebih kompleks di tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, pemahaman yang baik tentang operasi hitung dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, adalah prasyarat penting sebelum mempelajari konsep-konsep matematika yang lebih lanjut seperti aljabar, trigonometri, atau kalkulus.

Begitu juga dengan pemahaman tentang geometri dasar, pengukuran, serta konsep bilangan dan pecahan, yang menjadi fondasi penting dalam memahami konsep matematika yang lebih kompleks.

Pentingnya materi prasyarat dalam matematika tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh siswa dari pemahaman yang baik terhadap materi prasyarat dalam mata pelajaran matematika:

Membantu Memahami Konsep Matematika yang Lebih Lanjut

Materi prasyarat adalah fondasi yang diperlukan sebelum siswa dapat mempelajari konsep matematika yang lebih kompleks. Dengan memahami dan menguasai materi prasyarat dengan baik, siswa akan lebih siap dalam menghadapi konsep-konsep matematika yang lebih tinggi di masa depan.

Pemahaman yang baik terhadap materi prasyarat akan membantu siswa mengaitkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep yang sudah dikuasai sebelumnya, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang lebih kompleks.

Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Materi prasyarat dalam matematika melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep dasar yang digunakan dalam memecahkan masalah. Dengan menguasai materi prasyarat dengan baik, siswa akan memiliki kemampuan problem solving yang lebih baik pula.

Siswa akan terbiasa dengan cara berpikir logis, analitis, dan sistematis dalam menghadapi masalah matematika. Kemampuan problem solving yang baik merupakan keterampilan penting dalam banyak aspek kehidupan, bukan hanya dalam matematika, tetapi juga dalam pekerjaan, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.

Meningkatkan Percaya Diri

Pemahaman yang baik terhadap materi prasyarat dalam matematika akan meningkatkan percaya diri siswa dalam menghadapi pelajaran matematika pada jenjang lebih tinggi lagi.

Mengurangi Kesulitan Belajar di Masa Depan

Ketidakpahaman terhadap materi prasyarat dapat menjadi hambatan dalam memahami konsep-konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan. Ketika siswa tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap materi prasyarat, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran matematika yang lebih tinggi tingkatannya.

Oleh karena itu, penguasaan materi prasyarat yang baik membantu mengurangi kesulitan belajar di masa depan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi konsep yang lebih kompleks dalam matematika.

Selain itu, materi prasyarat dalam matematika memiliki hubungan erat dengan prestasi akademik siswa. Berikut adalah beberapa manfaat materi prasyarat matematika yang berkaitan dengan meningkatkan prestasi akademik siswa.

Meningkatkan pemahaman konsep matematika

Materi prasyarat matematika, seperti konsep dasar, prinsip, dan teknik perhitungan, merupakan fondasi yang diperlukan untuk memahami konsep yang lebih kompleks di tingkat yang lebih tinggi.

Dengan menguasai materi prasyarat dengan baik, siswa dapat memahami konsep matematika yang lebih kompleks dengan lebih mudah, sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang matematika secara keseluruhan.

Memperkuat dasar pemecahan masalah

Matematika adalah tentang pemecahan masalah, dan materi prasyarat matematika membantu siswa menguasai dasar-dasar pemecahan masalah matematika, seperti pemahaman konsep, penggunaan rumus, analisis data, dan penerapan strategi pemecahan masalah yang tepat.

Dengan memperkuat dasar pemecahan masalah melalui penguasaan materi prasyarat, siswa dapat menghadapi tantangan matematika yang lebih kompleks dengan lebih percaya diri, yang dapat meningkatkan prestasi akademik mereka.

Mencegah kesulitan belajar di masa depan

Ketidakpahaman terhadap materi prasyarat matematika dapat menjadi hambatan dalam memahami konsep-konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan.

Dengan menguasai materi prasyarat dengan baik, siswa dapat menghindari kesulitan belajar di masa depan dan lebih siap untuk menghadapi konsep yang lebih kompleks dalam matematika, yang dapat berdampak positif pada prestasi akademik mereka.

Meningkatkan kepercayaan diri

Penguasaan materi prasyarat matematika membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi tantangan matematika.

Ketika siswa merasa percaya diri dalam memahami konsep dasar matematika, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan menghadapi tugas atau ujian matematika dengan lebih baik. Kepercayaan diri yang tinggi dapat mempengaruhi positif prestasi akademik siswa dalam matematika.

Meningkatkan keterampilan kritis

Materi prasyarat matematika melibatkan pemahaman konsep, penggunaan rumus, dan penerapan strategi pemecahan masalah, yang merupakan keterampilan kritis dalam matematika.

Dengan menguasai materi prasyarat, siswa dapat mengembangkan keterampilan kritis ini dengan lebih baik, yang dapat berdampak positif pada prestasi akademik mereka dalam matematika maupun dalam disiplin ilmu lainnya.

Secara keseluruhan, penguasaan materi prasyarat matematika merupakan langkah penting dalam membangun dasar yang kokoh bagi siswa dalam pembelajaran matematika.

Inilah Motivasi Menjadi Calon Pengajar Praktik (CPP) Angkatan 9

guru penggerak

Hallo semuanya, saat ini sedang dibukanya rekrutmen Guru Penggerak yang tidak tahu akan sampai pada angkatan ke berapa. Saat ini juga saya mencoba untuk mengikuti seleksi Calon Pengajar Praktik, dan apa saja alasan saya untuk mengikuti program ini.

Di bawah ini adalah beberapa alasan yang menjadi dasar saya mengikuti program Calon Pengajar Praktik.

Motivasi Internal dan Eksternal

Saya sendiri merupakan alumni Guru Penggerak Angkatan 4 yang mengikuti Pendidikan selama 12 bulan yang semula direncanakan selama 9 bulan. Selama mengikuti program ini banyak pengalaman yang saya temui, khususnya ketika didampingi oleh PP saya. Nah, dari hal tersebut, saya terinspirasi oleh PP saya jika suatu saat nanti saya lulus dari PGP dan ada prekrutan menjadi CPP saya ingin mendaftar.

Mengapa? Karena sejatinya saya ingin mengabdi kepada dunia pendidikan, dengan cara memajukan pendidikan yang ada di Indonesia khsususnya dalam skala kecil memajukan pendidikan di daerah saya, yaitu Kabupaten Garut.

Selain itu, setelah mengikuti PGP, saya ingin berbagi ilmu yang sedikit ini kepada rekan-rekan guru lain yang sama antusiasnya mengikuti Program CGP sehingga bersama-sama bisa memajukan dunia pendidikan ini.

Terakhir, sebagai silaturahmi dengan rekan-rekan guru di luar sekolah saya seandainya nanti saya lolos menjadi Pengajar Praktik, seperti yang diketahui silaturahmi merupakan salah satu bentuk ibadah sesuai keyakinan agama saya.

Pengembangan Kompetensi Diri

Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa kompetensi saya harus terus diasah, dilatih, dan di kembangkan lebih baik lagi. Karena saya menyadari bahwa pengetahuan pada masa sekarang berkembang sangat cepat.

Adapaun yang saya lakukan untuk mengembangkan kompetensi diri saya, dengan melakukan beberapa hal. Pertama, saya senantiasa mempelajari dokumen-dokumen baru terkait dengan pendidikan dan pembelajaran, khsuusnya ketika sekarang sekolah saya menjadi SEKOLAH PENGGERAK.

Tentunya semua guru termasuk saya wajib mengetahui dan mempelajari berbagai dokumen yang berkaitan dengan kurikulum tersebut. Seperti, panduan penilaian, panduan projek P5, metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar, dll.

Yang kedua, saya saat ini mengikuti berbagai pengembangan diri, yaitu mengikuti pelatihan Sagusablog, dimana seorang guru mampu membuat blog untuk pembelajaran, kemudian, pelatihan TOT Sagusablog, pelatihan untuk menjadi pelatih bagi peserta yang mengikuti Pelatihan Sagusablog, kemudian pelatihan Sagusanov bidang Google Document, bagaimana pemanfaatan Google Docs dalam menunjang pekerjaan seorang guru, kemudian pelatihan Sagusanov Site, sama seperti Blogger, hanya menggunakan platform Google Drive.

Terakhir, pada Bulan November 2022 saya mengikuti pelatihan optimalisasi bahan ajar untuk mendukung Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan secara online selama 4 hari.

Dukungan dari Pimpinan

Pimpinan saya di sekolah saat ini sangat mendukung sekali terhadap program-program atau kegiatan yang dilakukan oleh para guru khsusunya saya sendiri. Baik dukungan moril, spirit, maupun materil yang didukung dari pendanaan sekolah. Apalagi jika program-program tersebut berkaitan dengan visi sekolah yaitu Terbentuknya Pelajar yang Berkarakter, Berinovasi, dan Berani Unggul (Berkibar).

Kegiatan Kreatif Terbaik sebagai Guru

Belum banyak kegiatan kreatif yang saya lakukan di sekolah saya saat ini, tetapi dapat saya sampaikan beberapa yang pernah saya lakukan, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan rekan-rekan yang lain, diantaranya:

  • Mengembangkan aplikasi SIKAP bersama rekan CGP, awalnya Google Spreadsheet kemudian aplikasi khusus.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang mengadaptasi dari Google Maps
  • Menggunakan alat evaluasi dengan Quizizz maupun Google Formulir
  • Melakukan diagnosis awal pembelajaran menggunakan aplikasi Padlet
  • Memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan aplikasi-aplikasi smartphone, seperti Geogebra, ChatGPT, atau Anthiago.com, untuk mengerjakan projek pembelajaran

Dampak dari Program

Bidang pembelajaran, saya melakukan pembelajaran tidak berdasarkan keinginan saya sendiri saja, tetapi para siswa dilibatkan ketika mereka akan belajar. Dari segi metode belajarnya, dari media yang akan digunakan, dari penilaian yang akan dilaksanakan, sehingga timbul kesepakatan-kesepakatan belajar yang melibatkan guru dan peserta didik.

Efek dari hal tersebut, anak-anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika, mereka tidak terbebani dengan penugasan-penugasan yang awalnya akan banyak, numpuk bahkan dikerjakan pun tidak karena mereka tidak paham dalam mengerjakannya.

Tetapi karena ada kesepakatan-kesepakatan tersebut, saya melihat dan merasakan langsung bagaimana para siswa menikmati setiap pertemuan. Ini terlihat dari indikator ketika ada tugas, 80% mereka mengumpulkan tepat waktu meskipun pekerjaannya belum tentu benar.

Dari penggunaan aplikasi dalam pembelajaran, tentunya saya lakukan agar mereka tidak selalu menggunakan HP mereka dengan game-game atau hanya sekedar scrolling Tiktok maupun IG, tetapi dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran.

Seperti, ketika murid tidak bisa menghitung faktorisasi persamaan kuadrat, maka dengan bantuan apliaksi, murid dapat menghitung persamaan tersebut tanpa harus mandeg di tengah-tengah. Atau ketika peserta didik tidak punya calculator scientific maka mereka dapat menginstallnya di Google Plasystore.

Faktor Penghambat

Ketika pertama kali menerapkan aplikasi SIKAP, hasil kolaborasi kami CGP dengan tim IT sekolah, nyatanya dalam pelaksanaannya, masih banyak para guru yang tidak terlalu memanfaatkan aplikasi tersebut untuk mencatat pelanggaran-pelanggaran tata tertib siswa yang terjadi. Sehingga laporan yang masuk ke kesiswaan sangat sedikit jumlahnya padahal setiap kali sekolah mengadakan refleksi akhir bulan nyatanya banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib.

Pernah ada yang mengemukakan bahwa guru-guru sudah banyak direpotkan dengan isian-isian yang harus dikerjakan, tidak friendlynya aplikasi, serta bagi guru-guru senior lebih mudah dicatat di buku agenda masing-masing.

Jalan keluarnya adalah membuat dengan lebih sederhana, menggunakan Google Spreadsheet serta hanya diisi oleh tim satgas penegakkan disiplin siswa.

Untuk aplikasi dalam pembelajaran, faktornya adalah pasti dalam masalah kuota yang dimiliki oleh para siswa, jalan keluarnya dengan theatring kepada guru, guru menyediakan wifi gratis dari HP masing-masing. Selain itu, HP mereka yang agak jadul juga terkadang menghambat, solusinya mengunakan secara bersamaan dengan teman sebangkunya atau menggunakan media biasa.

Memotivasi Rekan Guru Lain agar Maju

Sebetulnya saya memiliki kelemahan diri dalam memotivasi atau mengajak orang lain, karena selalu ada perasaan yang terlalu over thinking. Namun, ketika saya pindah bertugas di sini, saya melihat banyak sekali rekan-rekan saya yang ternyata bisa mengajak orang lain dan orang tersebut sangat antusias atau senang ketika diajak.

Memang ada satu dua orang yang kurang antusias, tetapi itu mungkin dinamikanya. Maka saya pun mulai memberanikan diri untuk memotivasi rekan saya yang lain. Seperti, ketika ada pelatihan, saya share informasi tersebut disertai dengan caption ajakan yang positif, atau ketika saya mendapatkan pengetahuan baru saya berani untuk berbagi ketika ada kumpulan obrolan ringan.

Bahkan beberapa kali saya pernah diberi kesempatan untuk berbicara di depan forum, baik ketika ada IHT, evaluasi projek P5, dan sekarang ketika pembentukan komunitas praktisi di sekolah.

Jadi, kesimpulannya, saya memotivasi rekan lain, dan saya sendiri juga melakukan apa yang pernah saya share kepada rekan lain, tidak sekedar memberikan solusi tetapi harus mampu menjadi contoh bagi rekan guru lain.

Strategi yang Dilakukan untuk Menyelesaikan Program

Menyelesaikan suatu program pelatihan guru bisa menjadi tantangan yang besar, terutama jika program tersebut melibatkan banyak tugas dan tanggung jawab. Berikut adalah beberapa tips dan strategi yang saya lakukan agar dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses.

Buat jadwal yang teratur: Saya menentukan jadwal yang realistis untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya. Saya memilih waktu yang tepat untuk mengerjakan tugas, sehingga saya bisa fokus dan bekerja lebih efektif.

Prioritaskan tugas: Tentukan tugas mana yang paling penting dan mendesak, lalu kerjakan terlebih dahulu. Atur waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Gunakan teknologi: Saya menggunakan teknologi untuk membantu menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan efisien. Misalnya, menggunakan aplikasi atau software yang sesuai untuk membuat presentasi atau mengatur data.

Manfaatkan sumber daya: Tidak ragu untuk meminta bantuan dari rekan kerja atau pengajar yang berpengalaman. Saya memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk membantu menyelesaikan program pelatihan.

Jaga keseimbangan: Saya memastikan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Istirahat yang cukup dan mengatur waktu dengan baik tentunya membantu saya menyelesaikan program pelatihan dengan lebih efektif.

Berkomunikasi dengan baik: Tidak ragu untuk berkomunikasi dengan rekan kerja jika saya mengalami kesulitan atau perlu bantuan. Komunikasi yang baik dapat membantu saya menyelesaikan tugas dengan lebih mudah dan cepat.

Tetap fokus pada tujuan: Saya senantiasa mengingat tujuan dalam mengikuti program pendidikan ini dan tetap fokus pada tujuan tersebut. Hal ini dapat membantu saya tetap termotivasi dan menyelesaikan program dengan sukses.

Dengan menerapkan tips dan strategi di atas, saya berharap dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses dan lulus CPP serta menjadi pengajar praktik yang lebih baik.

Penting, Pembelajaran Harus Sesuai Tahap Capaian Belajar Peserta Didik


Hallo semuanya, pada tulisan kali ini, saya ingin membahas sedikit terkait pembelajaran pada kurikulum merdeka. Pembelajaran yang sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) merupakan pendekatan dimana kesiapan belajar murid adalah pusat belajarnya, bukan pada tingkatan kelas murid tersebut. 

Tujuan pembelajaran ini apa ya?

Berikut dijabarkan, apa yang menjadi tujuan pendekatan belajar ini, yaitu:

  • Mengimplementasikan filosofi belajar yang dikemukan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa belajar itu harus berpusat pada murid
  • Semakin kuatnya kompetensi yang dimiliki oleh murid pada bidang numerasi dan literasi
  • Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari murid dapat tercapai dengan optimal.

Bagaimana melakukan pembelajarannya?

Harus kita ketahui bahwa dalam fase perkembangan yang sama seorang murid yang sedang beajar materi tertentu dapat berbeda-beda tingkat pemahaman dan kesiapannya. Sehingga dibutuhkan cara dan materi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid tersebut.

Fase perkembangan itu apa sih?

Seorang murid dalam fase atau tingkatan perkembangannya harus memperoleh capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.

Jenjang SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)

  • Fase A meliputi SD/MI kelas 1–2
  • Fase B meliputi SD/MI kelas 3–4
  • Fase C meliputi SD/MI kelas 5–6
  • Fase D meliputi SMP/MTs kelas 7–9
  • Fase E meliputi SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
  • Fase F meliputi SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12

Jenjang Sekolah Luar Biasa

  • Fase A meliputi usia mental kurang dari sama dengan 7 tahun
  • Fase B meliputi usia mental kurang lebih 8 tahun
  • Fase C meliputi usia mental kurang lebih 8 tahun
  • Fase D meliputi usia mental kurang lebih 9 tahun
  • Fase E meliputi usia mental meliputi 10 tahun
  • Fase F meliputi usia mental kurang lebih 10 tahun

Bagaimana Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, serta Usia Kronologis?

Untuk Fase A

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 1 sampai kelas 2
  • Usia kronologisnya kurang dari sama dengan 6 sampai 8 tahun
  • Usia mentalnya kurang dari atau sama dengan 7 tahun

Untuk Fase B

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 3 sampai kelas 4
  • Usia kronologisnya diantara 9 sampai dengan 10 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 8 tahun

Untuk Fase C

  • Jenjang/kelas meliputi SD/MI kelas 5 sampai kelas 6
  • Usia kronologisnya diantara 11 sampai dengan 12 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 8 tahun

Untuk Fase D

  • Jenjang/kelas meliputi SMP/MTs kelas 7 sampai kelas 9
  • Usia kronologisnya diantara 3 sampai dengan 15 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 9 tahun

Untuk Fase E

  • Jenjang/kelas meliputi SMA/MA dan SMK/MAK kelas 10
  • Usia kronologisnya diantara 16 sampai dengan 17 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 10 tahun

Untuk Fase F

  • Jenjang/kelas meliputi SMA/MA dan SMK/MAK kelas 11 sampai dengan kelas 12
  • Usia kronologisnya diantara 17 sampai dengan 23 tahun
  • Usia mentalnya kurang lebih 10 tahun

Kemajuan hasil belajar murid, ditentukan dengan cara bagaimana?

Evaluasi pembelajaran atau asesmen merupakan cara menentukan kemajuan hasil belajar murid. Konsekuensinya, jika ada murid yang belum mencapai capaian pembelajaran maka murid tersebut akan mendapatkan pendampingan, sehingga diharapkan murid dapat mencapai capaian pembelajarannya.

Tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmennya bagaimana?

Berikut disajikan 3 (tiga) tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang harus dilakukan oleh Bapak/Ibu Guru.

Perencanaan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan pembelajaran dan asesmen. Pada tahap ini, guru merencanakan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode pembelajaran, serta cara menilai hasil belajar murid. Cara menilai murid ini, mencakup rencana asesmen formatif dan asesmen sumatif yang akan dilakukan.

Asesmen Awal Pembelajaran

Kesiapan masing-masing murid untuk mempelajari suatu materi yang telah dirancang oleh guru harus dinilai. Harapannya, setelah diketahui hasil profil awal murid, guru dapat mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kesiapan yang sama. Murid-murid dalam satu kelas tidak disamaratakan kondisi kesiapannya.

Pembelajaran

Tahapan ini adalah tahapan dimana guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Guru menggunakan metode pembelajaran yang telah ditentukan, mengajar materi yang telah disusun, serta memberikan tugas atau latihan untuk memastikan siswa memahami materi.

Guru mengadakan asesmen formatif secara berkala ketika berlangsung proses pembelajaran. Kemudian di akhir proses pembelajaran, guru mengadakan kembali asesmen yang dikenal dengan asesmen sumatif. Asesmen ini sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

Selain itu, fungsi lain dari asesmen sumatif ini, dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Kesimpulannya, pembelajaran sekarang ini harus menempatkan murid sebagai subjek pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan tahapan perencanaan, asesmen awal dan proses pembelajaran yang dievaluasi melalui asesmen formatif. Di akhir pembelajaran, guru melaksanakan asesen sumatif.

Demikian postingan saya mengenai pembelajaran yang sesuai tahap capaian belajar murid semoga bermanfaat.