Ciptakan Pembelajaran Interaktif, TPS Salah Satu Solusinya

think pair share, model pembelajaran, matematika

Halo, para pembaca setia! Pendidikan formal di Indonesia adalah bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan generasi muda kita. Bagaimana kita mengajar di kelas sangat mempengaruhi kesuksesan pendidikan ini.

Hari ini, mari kita masuki dunia model pembelajaran dan fokus pada salah satu yang menarik, yakni "Think Pair Share" atau TPS. 

Saya akan mengajak pembaca dalam perjalanan melalui konsep ini dan mengungkap kelebihan serta kekurangannya. Jadi, mari kita mulai! 

Tentunya, dalam dunia pendidikan di Indonesia, peran guru memiliki dampak besar terhadap kesuksesan pendidikan formal. Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga seorang pemimpin dalam membentuk pemikiran anak-anak, seperti halnya seorang seniman yang menghiasi kertas kosong dengan coretan-coretan inspiratif (Anita Lie, 2008:2). 

Di dalam ranah dunia pendidikan, sebagai guru pasti kita sering mendengar apa yang disebut dengan model pembelajaran. Apa sebenarnya model pembelajaran itu? Salah satu sumber mengatakan bahwa model pembelajaran adalah panduan bagi guru dalam merancang pengalaman belajar dari awal hingga akhir (Komalasari, 2011: 57). 

Ini adalah kerangka konseptual yang menguraikan langkah-langkah sistematis yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprijono, 2011: 46). Jadi, model pembelajaran ini adalah peta jalan bagi guru dalam proses pendidikan. 

Salah satu model pembelajaran yang menarik adalah "Think Pair Share" atau TPS. Model ini adalah cara yang efektif untuk menghadirkan variasi dalam diskusi kelas (Arend dalam Komalasari, 2011: 64). TPS adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk merangsang interaksi antar siswa.

Di dalam TPS, siswa diberi waktu untuk merenung sendiri sebelum berdiskusi dengan teman sekelasnya. Pendekatan ini sejalan dengan teori Ibrahim (2011), yang menyebutkan bahwa TPS adalah model pembelajaran kooperatif sederhana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri dan berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka. 

Hal menariknya, TPS memiliki prosedur yang jelas, menjadikannya alternatif yang menarik dalam dunia pendidikan (Hartina, 2008). 

Kelebihan dari model TPS adalah bahwa siswa dapat melatih penerapan konsep melalui diskusi dan berbagi pemikiran dengan teman sekelas. Mereka juga dapat mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada seluruh kelas, sehingga ide-ide bervariasi dan pengetahuan tersebar luas. 

Namun, selain kelebihan yang sudah disebutkan di atas, ternyata ada kekurangan juga. Proses peralihan dari pembelajaran di kelas ke dalam kelompok kecil dapat memakan waktu yang agak lama. Oleh karena itu, perencanaan yang matang diperlukan untuk mengefektifkan waktu yang tersedia. 

Demikianlah, TPS dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan memikat. 

Memahami model ini dapat membantu guru meningkatkan efektivitas pengajaran mereka dan memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 

Dengan pemahaman yang mendalam tentang model-model pembelajaran seperti TPS, kita dapat melangkah maju menuju pendidikan yang lebih baik dan lebih bermakna bagi generasi mendatang. 

Terima kasih sudah membaca dari awal hingga akhir, nantikan juga postingan saya selanjutnya.

Salam dan bahagia.

Previous
Next Post »
0 Komentar